Jakarta, Berciuman dengan orang yang dicintai bisa melepaskan hormon stres dan menenangkan jiwa. Tapi jika kondisi badan tak sehat, berciuman bisa berubah menjadi bencana.
Saat berciuman, kadang terjadi pertukaran saliva (air liur) antar kedua orang tersebut. Hal ini ternyata bisa menimbulkan infeksi mono atau dikenal dengan kissing disease.
Infeksi mononucleosis (mono) sering disebut dengan kissing disease, hal ini dikarenakan virus yang menyebabkan infeksi ini menular melalui air liur saat ciuman.
Ada juga beberapa kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebaran yaitu melalui batuk, bersin atau berbagi peralatan makan dan minum bersama. Penyebab dari infeksi ini adalah virus Epstein-Barr.
Seperti dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (25/6/2010) ada beberapa gejala umum yang terjadi jika menginfeksi remaja yaitu demam, sakit tenggorokan, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Namun jika terjadi pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejala yang timbul sangat ringan. Orang-orang yang telah terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala selama 4-8 minggu setelah terpapar.
Virus ini akan melewati air liur dan masuk ke dalam sel epitel bagian luar mulut dan tenggorokan, kondisi ini memungkinkan virus untuk berkembang biak dan menginfeksi sel-sel darah putih yang disebut dengan sel B.
Infeksi virus pada sel B menyebabkan penyebaran virus di seluruh getah bening, sistem kelenjar dan limpa (dikenal dengan sistem lymphoreticular).
Virus Epstein-Barr ini bisa menyebabkan beberapa penyakit yang lebih serius pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS atau orang yang mengonsumsi obat untuk menekan kekebalan setelah transplantasi organ.
Ada beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari infeksi virus Epstein-Barr ini, yaitu:
Pembesaran limpa
Salah satu komplikasi yang signifikan dari kissing disease ini adalah pembesaran limpa. Pada beberapa kasus yang ekstrem bisa menyebabkan limpa pecah atau timbul nyeri yang tiba-tiba di sisi kiri atas perut.
Gangguan pada hati
Masalah pada hati yang bisa terjadi adalah hepatitis, yaitu peradangan hati ringan. Serta penyakit kuning (jaudice), yaitu kulit yang menguning dan bagian putih mata juga berubah menjadi kuning.
Komplikasi lain yang jarang terjadi
Kissing disease ini juga bisa mengakibatkan komplikasi lain yang jarang terjadi atau kurang umum, yaitu anemia, trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), peradangan jantung, komplikasi yang melibatkan sistem saraf (meningitis, encephalitis dan Guillain-Barre syndrome) atau pembengkakan amandel yang membuat pernapasan terhambat.
Karena banyak orang sehat yang membawa virus Epstein-Barr di dalam air liurnya tanpa menunjukkan gejala, maka hampir tidak mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
http://www.detikhealth.com/read/2010/06/25/180012/1386742/763/infeksi-akibat-berciuman?ld991107763
Saat berciuman, kadang terjadi pertukaran saliva (air liur) antar kedua orang tersebut. Hal ini ternyata bisa menimbulkan infeksi mono atau dikenal dengan kissing disease.
Infeksi mononucleosis (mono) sering disebut dengan kissing disease, hal ini dikarenakan virus yang menyebabkan infeksi ini menular melalui air liur saat ciuman.
Ada juga beberapa kondisi lain yang bisa menjadi faktor penyebaran yaitu melalui batuk, bersin atau berbagi peralatan makan dan minum bersama. Penyebab dari infeksi ini adalah virus Epstein-Barr.
Seperti dikutip dari Mayo Clinic, Jumat (25/6/2010) ada beberapa gejala umum yang terjadi jika menginfeksi remaja yaitu demam, sakit tenggorokan, kelelahan dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Namun jika terjadi pada anak-anak biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejala yang timbul sangat ringan. Orang-orang yang telah terinfeksi biasanya tidak menunjukkan gejala selama 4-8 minggu setelah terpapar.
Virus ini akan melewati air liur dan masuk ke dalam sel epitel bagian luar mulut dan tenggorokan, kondisi ini memungkinkan virus untuk berkembang biak dan menginfeksi sel-sel darah putih yang disebut dengan sel B.
Infeksi virus pada sel B menyebabkan penyebaran virus di seluruh getah bening, sistem kelenjar dan limpa (dikenal dengan sistem lymphoreticular).
Virus Epstein-Barr ini bisa menyebabkan beberapa penyakit yang lebih serius pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang dengan HIV/AIDS atau orang yang mengonsumsi obat untuk menekan kekebalan setelah transplantasi organ.
Ada beberapa komplikasi yang bisa ditimbulkan dari infeksi virus Epstein-Barr ini, yaitu:
Pembesaran limpa
Salah satu komplikasi yang signifikan dari kissing disease ini adalah pembesaran limpa. Pada beberapa kasus yang ekstrem bisa menyebabkan limpa pecah atau timbul nyeri yang tiba-tiba di sisi kiri atas perut.
Gangguan pada hati
Masalah pada hati yang bisa terjadi adalah hepatitis, yaitu peradangan hati ringan. Serta penyakit kuning (jaudice), yaitu kulit yang menguning dan bagian putih mata juga berubah menjadi kuning.
Komplikasi lain yang jarang terjadi
Kissing disease ini juga bisa mengakibatkan komplikasi lain yang jarang terjadi atau kurang umum, yaitu anemia, trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), peradangan jantung, komplikasi yang melibatkan sistem saraf (meningitis, encephalitis dan Guillain-Barre syndrome) atau pembengkakan amandel yang membuat pernapasan terhambat.
Karena banyak orang sehat yang membawa virus Epstein-Barr di dalam air liurnya tanpa menunjukkan gejala, maka hampir tidak mungkin untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
http://www.detikhealth.com/read/2010/06/25/180012/1386742/763/infeksi-akibat-berciuman?ld991107763
No comments:
Post a Comment
Apabila ada Kritik, Saran, Dan komentar silahkan di tulis di sini.
HAPPY BLOGGING. :D
Note:
Mohon maaf saya tidak akan menampilkan komentar SPAM, POR**, SARA, komentar yang meninggalkan life link di dalamnya, dan komentar yang berisi iklan/promosi. Demikian harap untuk dimaklumi. :)